Resensi:
Film “ We Bought A Zoo”
Sutradara : Cameron
Crowe
Aktor/aktris : Matt Damon sebagai (Benjamin
Mee)
Scarlett
Johansson sebagai (Kelly)
Colin Ford sebagai (Dylan)
Maggie Elizabeth sebagai (Rosie)
Penulis
: Aline Brosh
McKemnna,Cameron Crowe
Durasi : 2 jam 4 menit
Rilis : 23 Desember 2011
Budget : $ 50.000.000
Subtitle
Rilis : 21 Maret 2012
Genre : Drama,Comedy,Family dan True story
Sinopsis:
Ini adalah sebuah
cerita tentang mimpi seorang anak kecil berumur tujuh tahun, hidup di kebun
binatang, bersama orang-orang yang menyenangkan sekaligus mencintainya. We Bought A Zoo adalah sebuah
dongeng yang diceritakan oleh Cameron Crowe, Matt Damon, Scarlett Johansson,
dengan sedikit bantuan dari Sigur Ros di akhir film.
Benjamin Mee adalah seorang
jurnalis yang menyukai petualangan, hidupnya berubah ketika ditinggalkan sang
istri yang meninggal dunia saat kedua anaknya Dylan berumur 14 dan Rosie 7
tahun. Sebagai seorang ayah yang hidup dari petualangan, yang berarti lebih
banyak meluangkan waktu di luar rumah, Benjamin merasa kewalahan mengurusi dua
anaknya tersebut, terutama Dylan yang bermasalah dengan interaksi sosialnya di
sekolah. Seperti halnya seseorang yang kebingungan karena salah satu pegangan
hidupnya menghilang, Benjamin memilih opsi untuk meninggalkan semuanya di
belakang dan memulai kehidupan baru di tempat yang berbeda, dengan pekerjaan
yang berbeda, bersama orang-orang yang juga berbeda. Enam bulan setelah
kematian istrinya, dia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya, pindah rumah
dan memilih tinggal di sebuah lahan yang sangat luas beserta semua isi dan
lingkungannya. Uniknya, Benjamin memilih sebuah kebun binatang sebagai tempat
tinggalnya. Yup, they bought a zoo!
Di ‘rumah’ mereka
yang baru, keluarga ini bertemu dengan orang-orang yang mengurus kebun binatang
itu sebelumnya, salah saunya adalah Kelly Foster sang kepala kebun binatang.
Bersama-sama foster dan timnya, Benjamin membangun sebuah kebun binatang yang
ditinggal pemiliknya dua tahun ke belakang. Sebuah drama ringan dibentuk,
bagaimana membuat kebun binatang yang sudah lama ‘mati’ ini kembali hidup dan
menyediakan banyak kesenangan, untuk para pengunjung nantinya, dan yang paling
penting adalah untuk Rosie dan Dylan, dua buah hati Benjamin yang merupakan
alasan utama kenapa dia memilih tempat tersebut untuk memulai hidup baru.
We Bought A Zoo adalah sebuah drama yang tidak sulit, tapi bukan
berarti tidak menyenangkan untuk dinikmati. Film yang diinspirasi oleh
keberadaan sebuah kebun binatang yang memenangkan penghargaan terbaik atas
bagaimana mereka mengemas kebun binatang (Dartmoor Zoological Park di Devon,
Inggris) tersebut adalah sebuah drama keluarga ringan yang saya pikir
sangat disarankan untuk anda yang ingin memberikan tayangan hangat untuk
keluarga. Satu hal lagi, pada akhir cerita, Crowe yang kita kenal sebagi
sutradara yang dekat dengan dunia musik menceritakan keseluruhan cerita dengan
musik pengantar dari musik-musik mengagumkan seperti Cinnamon Girl dari Neil
Young sampai dengan Holocene dari Bon Iver. Crowe lalu kemudian mengantarkan akhir cerita
dengan sangat elegan, menyimpan Hoppípolla di akhir film. Crowe
patut diberi banyak kredit untuk melakukan hal tersebut.
Penilaian
Pribadi:Menurut saya film ini adalah film yang
berkualitas,dengan penyajian yang sederhana namun banyak pelajaran yang bisa
kita ambil dari film ini.Dengan tempat-tempat pengambilan gambar yang bagus dan
indah semakin menambah indah film ini.Dan hikmah yang paling menarik dari film
ini adalah jangan pernah menyerah saat mengalami masalah karena semua masalah
pasti ada jalan keluarnya,serta hidup ditengah kot yang mewah dengan fasilitas
yang lengkap tidak menjamin kebahagiaan
dalam hidup kita.
Kritik:Film
ini sudah bagus dan menarik untuk disaksikan dan tidak banyak kekurangan didalamnya
namun tempat pengambilan gambarnya saja terlalu sedikit,sehingga terkesan agak
monoton dari segi latar atau tempat pengambilan gambar.
Saran:Alangkah
baiknya jika tempat pengambilan gambar dalam ini lebih diperbanyak sehingga
alur cerita dalam film ini lebih menarik untuk disaksikan.